8.6.09

Alzheimer, Penyakit Lama dengan Nama Asing

Apa yang Anda ketahui tentang penyakit Alzheimer? Mungkin namanya masih kurang familiar di telinga awam, tetapi Alzheimer sendiri bukan penyakit baru. Penyakit yang dikenal luas sebagai penyakit pikun ini, menyerang kebanyakan orang lansia.

Kejadian penyakit ini memang meningkat seiring bertambahnya umur, biasanya terjadi di atas usia 60 tahun, paling sering pada usia di atas 80 tahun. Apa yang terjadi? Yang terjadi adalah peristiwa generatif (perubahan pada tubuh seseorang karena pengaruh usia) pada otak sehingga menyebabkan gangguan pada memori dan fungsi mental (termasuk berpikir dan berbicara). Bahkan tidak sedikit yang juga mengalami perubahan afek mood, disorientasi dan konfusi (dua istilah yang sama-sama menggambarkan suatu state �kebingungan� yang dialami penderita) .

Sekitar 5-10% penderita Alzheimer terjadi di usia yang lebih dini (sebelum usia 65 tahun). Biasanya faktor genetik memiliki pengaruh kuat. Hal ini bisa ditelusuri dari adanya riwayat penderita ini sebelumnya pada generasi-generasi sebelumnya di keluarga.

Sampai saat ini, penyakit yang juga diderita oleh mantan presiden US Ronald Reagan ini, memang belum ada penyembuhannya. Hal ini dikarenakan peneliti belum menemukan penyebab pasti Alzheimer. Namun diketahui ada beberapa faktor resiko yang terkait pola hidup yang meningkatkan peluang untuk mendapatkan penyakit ini kelak. Hal ini dapat dipahami bahwa apa pun yang menyebabkan terganggunya sirkulasi ke otak tentunya akan berkontribusi terhadap penurunan fungsi otak itu sendiri.

Karena itu dikatakan, misal, bahwa seseorang yang meneruskan kebiasaan merokok hingga di atas usia 65 tahun, memiliki kemungkinan 79% terkena penyakit ini. Orang paruh baya yang gemuk 3,5 kali lebih mungkin mengalami Alzheimer ketimbang yang tidak. Penderita Diabetes juga memiliki kemungkinan dua kali lipat menjadi Alzheimer ketimbang yang normal. Penyakit psikologis stress yang menahun beresiko meningkatkan penyakit ini hingga 4 kali lipat, sedang olahraga rutin dikatakan dapat mencegah insidensi Alzheimer hingga 40%. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Manchester, UK, bahkan menghubungkan kejadian penyakit ini dengan virus yang sering menyebabkan kita terkena sakit tenggorokan (virus herpes simplex tipe 1).

Meskipun belum ada obat yang betul-betul ampuh menyembuhkan penyakit Alzheimer, dan adanya keterlibatan faktor turunan, bukan berarti kita tidak bisa melakukan usaha-usaha pencegahan, sekaligus juga upaya menekan laju perkembangan penyakit ini menjadi semakin parah. Beberapa obat, herbal dan vitamin telah digunakan dalam rangka menangkal perkembangan penyakit ini seperti Statin (obat yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah), juice buah dan sayuran, Vit E, ginkgo biloba, dll.

Sebuah kabar gembira dari peneliti, Institut Picower, MIT, Amerika, bahwa mereka telah menemukan sebuah gen (HDAC2) yang berhasil memulihkan kemampuan memori pada tikus percobaan. Diharapkan di masa mendatang, ini akan menjadi sebuah harapan untuk penyembuhan penderita Alzheimer yang juga mengalami gangguan kehilangan memori. Kita tunggu saja!

0 comments:

Post a Comment