10.7.09

Diprivan diduga membunuh Michael Jackson

Larry King's Live di CNN masih terus membahas apa sebenarnya yang menjadi penyebab kematian Michael Jackson. Publik Amerika sepertinya tidak bisa menerima begitu saja kematian mega pop star kesayangan mereka tanpa penjelasan yang pasti. Hasil toksikologi memang belum keluar, tetapi katanya seorang perawat Jackson mengatakan bahwa Michael mendapat suntikan obat anastesia diprivan (karena Michael mengalami kesulitan tidur) yang kemudian membawanya pada kematian.

Diprivan atau di kalangan medis dikenal sebagai propofol (keluaran AstraZenica) adalah obat yang sering dipakai oleh dokter anastesi untuk menidurkan pasiennya pada saat operasi. Jadi memang obat ini tidak bisa digunakan sembarangan (tidak pula oleh dokter di luar dokter anastesi) apalagi sekadar hanya untuk "tidur nyenyak". Bila terbukti MJ mendapat suntikan ini sebelum kematiannya, bisa-bisa dokter pribadi MJ yang ada bersamanya saat menjelang kematian (seorang cardiologist) akan masuk bui.

Ironis memang kondisi di Amerika, dimana penduduknya banyak sekali yang menggunakan obat antidepresi atau obat tidur seperti makan permen. Dokter di sana, sangat mudah meresepkan obat-obat ini karena desakan yang tinggi dari pasiennya sendiri yang menginginkan kondisi instan dalam memperbaiki keadaan psikologis yang tinggi stress.

Di Indonesia kita lebih beruntung, karena masyarakat kebanyakan takut makan obat. Jangankan makan yang dilarang, makan obat yang wajib saja, seperti menghabiskan antibiotik, masyarakat kita masih sering bandel.

Selain itu, sebagai masyarakat timur, kita memang memiliki banyak metode ketimuran di luar obat-obat kimia, yang terkadang lebih dipilih masyarakat untuk memulihkan kondisi capainya. Ibadah, meditasi, dll, adalah habitus (kebiasaan) yang banyak dilakonin masyarakat timur yang sangat membantu dalam menjaga kesegaran fisik dan mental.

Diprivan, jelas bukan sembarang obat tidur. Obat anastesi yang digunakan oleh dokter anastesi di ruang operasi pada prinsipnya adalah obat yang membawa seseorang pada ambang hidup dan mati. Itu kenapa, di ruang operasi, seorang dokter anastesi akan memantau setiap detik perkembangan pasiennya yang dibuat tidak sadar agar prosedur operasi dapat dilakukan dengan nyaman.

Coba bayangkan bila obat semacam ini digunakan oleh orang yang sehat, di rumah tanpa pengawasan ketat dari dokter ahli? Tidak heran, bila nyawa Raja Pop melayang karenanya!

Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari hal ini. Di luar kehati-hatian dalam menggunakan obat tidur, anti depresi, pain killer, dan semacamnya; yaitu bahwa bahkan seorang King of Pop Michael Jackson, pemilik kekayaan bernilai trilyunan rupiah, tidak mampu membeli (bahkan harus membayar mahal dengan kematian) satu keinginan sederhana:

"All I want is to be able to sleep. I want to be able to sleep eight hours. I know I'll feel better the next day." (Saya hanya ingin bisa tertidur. Paling tidak 8 jam. Saya yakin dengan demikian saya akan merasa lebih baik keesokan harinya)
(seperti di-quote dari nypost.com)




keywords: kematian michael jackson, obat tidur membunuh, diprivan, penyebab matinya MJ, Jacko dapat suntikan mati

0 comments:

Post a Comment